Kamis, November 25, 2010

JALAN-JALAN : Dokumentasi Dua Hari "Mengintip" Singapura

Di tulisan saya kali ini saya ingin berbagi cerita pengalaman saya di Singapura bersama kakak sepupu saya beberapa hari yang lalu. Kami hanya menghabiskan waktu dua hari disana, tidak lama, tanpa mengikuti paket tur dari agen tur. Berbekal browsing, pengalaman dari kakak sepupu saya (yang kebetulan sudah beberapa kali kesana) dan peta kami pun berangkat. Rencana kami dengan biaya terbatas hanya ingin menikmati suasana baru di negeri tetangga. Penerbangan dan hotel kami pesan secara online. Tiket sudah lama oleh kakak sepupu saya pesan lewat website Air Asia dan hotel dibuking melalui Agoda. Ini hanya sebuah bacaan catatatan dokumentasi ringan dua orang perempuan yang ingin having fun sejenak. Untuk berbagi pengalaman saja.




Catatan tanggal 22/11/2010

Saya berangkat dari rumah pukul 3.50 pagi dan menjemput kakak sepupu di daerah kalimalang untuk berangkat ke bandara bersama. Kami berangkat pagi hari dari Bandara Soekarno Hatta menggunakan maskapai Air Asia dengan nomor penerbangan QZ7782 yang merupakan penerbangan pertama hari ini. Kami sempat sarapan sambil menunggu pesawat di Teluk Banten launge, terminal 2.




Pesawat lepas landas pukul 7.30 pagi. Lama perjalanan hanya satu jam. Waktu di Singapura satu jam lebih cepat daripada di Jakarta. Tak terasa pesawat sudah mendarat saja di bandara Changi.






Kami langsung melanjutkan perjalanan dari bandara menuju hotel yang berada di jalan Balestier pertama-tama dengan menggunakan MRT (Mass Rapid Transportation). Ada fasilitas kereta dari dalam gedung bandara menuju stasiun kereta Tanah Merah sehingga sangat memudahkan kami. Di stasiun Tanah Merah kami naik kereta jalur East West line (EW) menuju stasiun City Hall. Disana kami ganti kereta menggunakan kereta jalur North South line (NS) menuju stasiun Novena.






Setiba di stasiun Novena kami berjalan kaki mendorong koper kami menuju pemberhentian bus Opposite Novena Church (id: 50031). Dengan bus nomor 131 tujuan St. Michael's Terminal kami menuju Balestier road dan turun di Bus stop Balestier Centre (id: 50161) yang hanya berjarak selemparan batu dari hotel kami. Hanya dalam waktu singkat kami tiba di hotel. Baik kereta maupun bus disana semua dalam kondisi bersih, nyaman, bebas rokok dan bebas dari coret-coretan karena pemerintah memberikan sangsi yang tegas dalam urusan kebersihan dan kenyamanan fasilitas publik. Dilarang merokok, makan, mencoret-coret dan buang sampah sebarangan selama di dalam kendaraan umum. Dalam urusan berlalu-lintas, saya sangat kagum akan kesopanan para pengemudi disana. Semua kendaraan akan berhenti ketika ada pejalan kaki mulai melangkahkan kakinya menyebrangi jalan walaupun jaraknya masih agak jauh.

Hotel yang kami pilih adalah Hotel Value Thomson. Alamatnya di 592 Balestier Road. Bangunannya cukup besar dan tulisannya jelas sehingga mudah mengenalinya dari jalanan. Hotel ini dibangun baru tahun 2009 sehingga kondisinya sangat baik saat kami datang. Hotelnya bersih, pelayanannya cukup baik dan memiliki fasilitas kolam renang.






Begitu sampai hotel kami check in dengan proses yang cepat lalu menuju kamar 6-51 di lantai 6. Kamarnya kecil tapi tidak pengap walau tidak memiliki jendela dan tanpa kulkas. Ada cukup ruang untuk menaruh barang bawaan kami. Tempat tidurnya bisa digeser ke pojok bila mau untuk memberi ruang yang lebih lega. Kamar mandinya kecil tapi efisien. Ada TV dengan layar LCD di depan tempat tidur. Kami mendapat dua botol air mineral dan dua cangkir kosong beserta minuman saset dan gula. Ada teko pemanas air dan pengering rambut di dalam laci meja rias. Fasilitas lain tersedia handuk, sikat gigi, pasta gigi, sabun dan sampo bagi tamu hotel. Yang terpenting secara keseluruhan kamar kami sangat bersih. Kami memang tidak ingin berlama-lama di kamar, bagi kami kamar hotel hanya untuk tempat menaruh barang, mandi dan beristirahat malam karena sebagian besar waktu akan kami lewatkan di luar untuk berjalan-jalan.






Setelah membereskan barang bawaan kami langsung berangkat naik bus dari pemberhentian bus Balestier Centre (id: 50161) menggunakan bus nomor 130 ke Veerasamy. Kami turun di pemberhentian After Veerasamy Road (id: 07419). Karena sudah lapar kami memutuskan untuk makan di Berseh food centre dekat situ. Kami makan sup daging yang sangat enak.



Setelah makan kami lalu berjalan kaki menuju Rowell road. Disana kami mencari Museum of Shanghai Toys yang saya pernah baca memamerkan beragam mainan anak-anak buatan Shanghai jaman dulu yang sering saya dan kakak sepupu mainkan waktu masih kecil seperti mainan dari kayu, boneka-boneka plastik, mobil-mobilan dari kaleng dan lain-lain yang sudah tak pernah lagi kita lihat sekarang. Kami sangat kecewa karena ternyata museum tersebut sudah ditutup alias sudah tidak ada.





Saya memang salah karena tidak cermat membaca kalau hal ini disebabkan oleh sedikitnya pengunjung dan tingginya pengeluaran operasional maka pemiliknya terpaksa menutup museum pada tanggal 10 Juni 2010 dan memutuskan untuk memindahkan semua barangnya ke Shanghai. Padahal saya sangat berharap bisa melihat dan berfoto disana. Sedih sekali rasanya. Namun masih ada MINT Museum of Toys di 26 Seah Street yang baru saya ketahui, kali lain saya ke Singapura pasti saya akan pergi kesana.




Kami pun melangkahkan kaki kami menuju Raffles Hotel. Sebuah hotel yang sangat tua yang pertama kali dirancang pada tahun 1887 dan selesai dibangun pada tahun 1899 di 1 Beach Road. Bangunannya terlihat sangat indah dan sayang untuk tidak diabadikan. Kami kesana naik bus nomor 857 dari pemberhentian Opposite Veerasamy road (id: 07419) dan turun di pemberhentian Raffles Hotel (id: 02049).





Setelah puas berfoto di depan hotel itu, kami pun berjalan menuju Convent of the Holy Infant Jesus (CHIJMES). Sebuah kapel bergaya gotik yang cantik di 30 Victoria Street yang selesai dibangun tahun 1904.






Dari CHIJMES kami berputar-putar berjalan kaki melihat-lihat kawasan setempat. Memperhatikan bangunan-bangunan dan orang-orang disana. Sengaja saya pakai sepatu kets yang nyaman di kaki dan tas pinggang agar tidak menghalangi gerak dan bisa kuat berjalan. Kami sempatkan beli minuman di minimarket Seven-Eleven yang menjamur di Singapura karena haus. Salah satu yang saya suka dari Seven-Eleven adalah roti yang dijual disana teksturnya sangat lembut dan rasanya enak sekali dengan harga yang cukup murah. Salah satu favorit kami adalah hokkaido cream bread. Saya sampai bawa beberapa ke Jakarta untuk kudapan para keponakan hahaha.




Kami kemudian berjalan balik dan menemukan kawasan Bugis. Disana kami melihat-lihat pusat perbelanjaan Bugis Village, Bugis Square dan Bugis Junction yang ramai pengunjung. Tidak banyak yang menarik perhatian saya. Tidak ada yang unik sekali bagi saya di kawasan yang kami datangi itu. Barang-barangnya relatif bisa ditemukan di Indonesia. Tapi saya cukup senang karena sekalian cuci mata dan olahraga. hehehe.






Dari kawasan Bugis kami kembali menuju kawasan Little India. Banyak bangunan tua di kawasan etnik India, yang dijadikan ruko ini, saya perhatikan cukup unik dengan adanya ornamen bunga-bunga berwarna-warni di bagian atas tembok bangunan. Ada yang berwarna hijau, biru muda, merah, sungguh cantik. (Coba kalau banyak bangunan-bangunan tua di Jakarta dijaga dengan lebih baik pasti indah sekali. Saya perhatikan di kota banyak bangunan tua yang sudah kotor dan lapuk bahkan nyaris hancur. Sisanya sudah dihancurkan dan dijadikan bangunan ruko baru.)




Kami lalu melangkahkan kaki mampir ke pusat perbelanjaan Mustafa Centre yang berada di 145 Syed Alwi Road. Rata-rata orang Indonesia yang pergi ke Singapura pasti tahu Mustafa Centre. Tempatnya sangat luas dan isinya sangat lengkap. Segala barang ada di sini.



Saya menemuka gelang kaki India berwarna emas dengan batu-batu merah darah yang cantik di tempat ini. Kami juga sempat membeli arloji untuk para suami. Lalu kami cari oleh-oleh coklat buat orang rumah dan para keponakan. Sangkin banyaknya ragam coklat yang dipajang, kami sampai kerepotan untuk memilih yang akan dibeli.

Kami juga coba membeli kopi produksi Singapura sasetan yaitu merek Cafe21 buat oleh-oleh. Kebetulan teman saya juga ada yang menitip dua botol kondisioner sampo Kao Asience ukuran 530 ml, sekalian saja saya cari disini. Konon kata teman saya sampo dan kondisioner Asience ini sangat bagus bagi rambut orang asia dan terbuat dari bahan alamiah sehingga rambut tidak mudah rontok, tapi sayang sampo ini tidak dijual di Indonesia. Wah jadi promosi nih hahaha. Kakak sepupu saya jadi berminat juga beli sampo dan kondisionernya.




Setelah puas lihat-lihat dan membeli sekedar oleh-oleh untuk keluarga tercinta kami pun pulang menggunakan bus ke hotel. Kami berjalan ke Jalan Besar road, dari pemberhentian bus disana kami naik bus nomor 131 dan turun di Balestier road. Kami menaruh belanjaan di hotel sambil meluruskan kaki yang sedikit pegal. Hanya sebentar kami di hotel lalu setelah itu kami pergi lagi untuk menikmati lampu-lampu dan ornamen-ornamen natal di Orchard road.





Kami sempatkan berfoto di kawasan perbelanjaan orchard yang sudah tutup itu. Jalanan dan gedung-gedungnya dihiasi jutaan lampu dan ornamen untuk menyambut natal. Senang sekali kami bisa merasakan suasana natal yang sangat meriah jauh sebelum hari natal ini. Setelah puas foto-foto kami pulang ke Balestier karena hari sudah sangat malam.

Di dekat hotel ada sebuah pujasera dan kami makan mie disana sebagai makan malam. Mienya tidak terlampau enak bagi lidah saya dibandingkan mie ayam yang biasa saya makan di Jakarta. Waktu sedang membuka-buka dompet tak sengaja saya membaca di bon dari Mustafa centre. Ternyata tertulis ada GST (Goods & Services Tax) refund bagi turis asing, yaitu pengembalian pajak barang /servis. Saya berpikir besok kami harus kembali ke Mustafa Centre untuk menanyakan hal tersebut. Lumayan kalau dapat pengembalian uang kan :).

Perut sudah kenyang kami pun jalan ke hotel untuk mandi dan tidur. Tak lupa saya minta morning call pukul 7.30 pagi ke resepsionis hotel.









Catatan tanggal 23/11/2010

Kami dibangunkan oleh suara telepon. Morning call...., sudah pukul 7.30 pagi. Kami pun mandi dan bersiap-siap untuk pergi. Kali ini kami naik bus nomor 21 dari seberang hotel menuju stasiun MRT Novena. Kami lanjutkan naik kereta jalur NS jurusan Marina Bay dan turun di stasiun Dhoby Ghaut lalu ganti kereta jalur Circle line (CC) jurusan Marymount dan turun di stasiun Promenade. Kami keluar lewat pintu exit A dan berjalan kaki sepanjang Termasek Avenue lalu belok ke kiri sejajaran dengan Raffles Avenue. Sampailah kami ke Singapore Flyer, di kawasan Marina bay.

Singapore flyer adalah bianglala terbesar di dunia dimana dari atas kita bisa menikmati pemandangan indah bangunan-bangunan di sekitar. Kami dapat melihat hotel Marina Bay sands, patung Merlion yang merupakan ikon Singapura, Esplanade yang bentuknya mirip buah durian, stadium The Float, Republic Plaza, OUB Plaza dan lain-lain.

Kami membeli tiket seharga S$29.50,- dan mendapatkan kupon eskrim gratis bagi turis asing, dua skup untuk satu orang. Setelah membayar kami langsung masuk ke kapsul flyer di lantai dua. Senangnya kami karena dalam satu kapsul hanya ada kami berdua sehingga kami bebas menjepretkan tustel dari segala sisi dan menghasilkan foto-foto yang indah. Heboh sekali kami yang cuma berduaan dalam ruangan itu. Satu putaran flyer memakan waktu 30 menit dan selama 30 menit kami cari gaya untuk berfoto sambil bercanda-canda.

Setelah selesai satu putaran, kami pun turun dan menebus eskrim kami di Rogers cafe yang berada di dalam restoran siap saji Popeyes. Saya memilih eskrim kopyor dan eskrim choco-mint dan kakak sepupu memilih dua skup eskrim vanila. Hmm... eskrimnya enak ternyata.
Untuk mengisi perut kami beli kentang goreng dan chicken drum stick di Popeyes. Setelah itu kami lanjutkan perjalanan dengan kereta dari stasiun Promenade dengan kereta jalur EW tujuan Jurong East. Kami tidak sempat pergi ke patung Merlion karena waktu yang tidak cukup dan kebetulan kami berdua masing-masing sudah pernah kesana sebelumnya.









Kali ini kami pergi ke Sience Centre Singapore (SCS) di daerah pinggiran kota. Letaknya tidak terlampau jauh dari stasiun MRT Jurong East bagi kami yang terbiasa berjalan kaki. Harga tiket masuk adalah S$9,-. Tempat ini sangat baik bagi anak-anak atau pelajar. Banyak informasi pengetahuan yang dikemas dengan permainan sehingga terasa menyenangkan. Ada ruangan matematika, bentuk-bentuk benda, gen, perubahan cuaca, taman air, taman botanik dan masih banyak lagi. Di kawasan SCS juga terdapat studio imax yang besar bernama Omni Theatre dan ruangan bermain bersalju bernama Snow City. Karena sedang menghemat waktu kami tidak sempat kesana. Next time saja kami akan kesana bawa keluarga. Setelah puas melihat-lihat sambil belajar dan berfoto kami lanjutkan perjalanan menggunakan kereta jalur EW dari Jurong East, kami turun di City hall.








Kami habiskan waktu berjalan-jalan di mal di bawah tanah, CityLink Mall yang sangat panjang. Kami sempat mencicipi roti srikaya dan nasi ayam di outlet Toast Box, yang perusahaannya merupakan anak perusahaan BreadTalk. Kami sempatkan membeli selai srikaya (Kaya Jam) disana buat dinikmati di Jakarta.
Saya lalu menemani kakak sepupu belanja sepatu di Charles & Keith. Dia memang sudah rencana dari Jakarta untuk belanja disana. Tadinya saya tidak berniat belanja sepatu sama sekali. Hanya menemani kakak sambil cuci mata melihat jajaran sepatu yang unik-unik saja sudah cukup bagi saya. Menurut kakak sepupu saya di Jakarta memang Charles & Keith juga ada, tapi modelnya tidak selengkap itu dan perputaran barang di Jakarta cenderung lebih terlambat dengan harga yang jauh lebih mahal. Karena ada sepatu yang sedang didiskon dan bentuknya sangat keren bagi saya jadilah saya membeli salah satu sepatu yang sama dengan kakak sepupu. (Belakangan kakak sepupu saya cek di Jakarta harga disini masih nyaris dua kali lipatnya). Pertimbangan harga miring dan bentuk memukau akhirnya membuat pertahanan saya runtuh. hahaha... dasar wanita. Ketika menerima kwitansi saya membaca ada GST refund. Saya lalu menanyakan kepada pihak toko dan mereka menjelaskan bagi turis asing pajak barang akan dikembalikan sebesar 7% bila barang yang dibeli total harganya diatas S$100,- dalam hari yang sama. Kami lalu segera minta refund form dari toko untuk gabungan bon kami berdua.









Dari City Link kami lanjutkan perjalanan. Kami naik kereta di stasiun MRT City Hall jalur NS dan turun di stasiun Clarke Quay. Kami jalan-jalan sepanjang kawasan Clarke Quay tempat nongkrong yang terdiri dari ratusan kafe dan klub malam yang gemerlap berjajar sepanjang sungai yang dihiasi jutaan lampu. Dari seberang lampu-lampunya tampak eksotis dipantul permukaan sungai. Sesekali perahu yang juga dihiasi lampu-lampu hias lewat. Kalau ingin naik perahu sepanjang sungai tersedia fasilitas perahu bagi turis di Boat Quay.





Banyak kafe unik yang kami lihat. Salah satunya adalah The Clinic yang sebagian tempat duduknya di bagian luar adalah kursi roda, banyak infus digantung lengkap dengan selangnya sebagai wadah minuman dan lampu operasi sebagai penerang. Di teras kafe tiap meja dengan kursi sofa disekat dengan penyekat tempat tidur rumah sakit.



Kami lewati malam ini dengan menikmati suasana indah di tepi sungai sambil mengabadikannya dengan kamera. Setelah puas berputar-putar kami pun memutuskan untuk pergi ke Mustafa Centre untuk mengurus tax refund belanjaan kami kemarin.

Kami berangkat dari stasiun MRT Clarke Quay dengan kereta jalur EW jurusan Punggol dan turun di stasiun Farrer kemudian berjalan kaki ke Mustafa Centre. Setelah selesai mengisi dan mengurus formulir refund (pengembalian pajak diurus pengembaliannya lewat kartu kredit kakak sepupu saya) di Basement 2 kami pun lalu pulang ke hotel naik bus.


Catatan tanggal 24/11/2010

Bangun pagi lagi-lagi karena suara morning call pukul 7.00. Kami segera mandi, berpakaian dan siap untuk berangkat ke China town. Buat apa? Beli oleh-oleh piah (bakpia) Singapura. Kami naik kereta di stasiun MRT Novena jalur NS dan turun di Dhoby Ghaut. Kami ganti kereta jalur North East line (NE) tujuan Marina Bay dan turun di stasiun Chinatown. Dari stasiun kami berjalan menuju pintu keluar stasiun yang ke arah Hong Lim food court dan masuk ke gedung Chinatown Point lalu keluar lewat pintu samping (yang ada gerai Watson-nya). Terdapat lorong pusat jajanan di luar gedung itu dan kami mencari Poh Guan cake house (Alamat lengkap Poh Guan Cake House: Hong Lim complex, 531 Upper Cross Street, #01-57, Chinatown).




Ternyata hanya sebuah gerai sederhana, yang dipenuhi dengan kue-kue tradisional Cina untuk dimakan dan oleh-oleh serta beberapa jenis kue berwarna warni yang digunakan untuk sembahyang, yang sudah buka sejak pukul 8 pagi. Disini kakak sepupu membeli piah pesanan temannya dan untuk oleh-oleh keluarga yang semua rasanya enak. Ada isi kacang hijau, lotus bean, black sesame, chestnut dan lain-lain. Piah yang dijajakan masih segar, homemade dengan cita rasa yang pas di lidah, tidak terlampau manis dan tidak membuat eneg kalau banyak dimakan. Sementara saya membeli seplastik kue ku berwarna kehitaman untuk ayah dan ibu di rumah.




Dari Chinatown kami kembali ke hotel naik kereta lalu segera check out dari hotel (proses check out tercepat yang pernah saya alami. hahahaha..). Melalui resepsionis hotel saya minta dipanggilkan taksi. Kalau memesan taksi dari resepsionis kita tidak boleh langsung meninggalkan resepsionis tersebut tapi harus berdiri menunggu sampai resepsionis selesai menelepon perusahaan taksi. Setelah sang resepsionis selesai menelepon, dia akan memberikan sebuah catatan yang isinya berapa lama taksi akan sampai di hotel dan nomor pemesanan taksi. Tertulis taksi kami akan tiba dalam waktu 6 menit. Kami menunggu di lobi hotel sampai taksi kami datang.




Sebuah taksi Yellow top datang tepat waktu, kami minta segera diantar ke bandara Changi. Biaya yang tertulis di argo adalah S$16,- namun supir menagih bayaran S$21,-. Tanpa banyak bicara kami memberikan S$22,- lalu turun untuk check in karena waktu sudah sempit.

Sebelum check in kami ke pusat GST refund untuk menyerahkan formulir pengembalian pajak. Disarankan beberapa barang jangan dimasukkan dalam bagasi pesawat karena ada kemungkinan untuk diperiksa keberadaannya saat menerima refund setelah check in. Karena kekurangan waktu dan pesawat sudah lama boarding kami tidak sempat lagi mengambil refund sepatu dan mengurus pengiriman formulir refund belanja di Mustafa Centre. Tapi kami tidak terlalu kecewa karena nilai refund untuk sepatu tidak terlampau besar dan refund dari Mustafa centre bisa menyusul dikirim kali lain oleh kami atau menitip teman kami bila ke Singapura.

Dengan pesawat Air Asia nomor penerbangan QZ7789 (pesawatnya lebih besar daripada pesawat waktu kami ke Singapura) kami pun terbang ke Jakarta. Di pesawat kami memesan makanan dan minuman karena ternyata kami lupa sarapan sangkin terburu-burunya. Setelah mendarat kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan karena kami selamat dan mendapatkan pengalaman manis yang singkat namun padat selama di Singapura. Di bandara kami sudah ditunggu oleh supir dan kami putuskan untuk makan dulu di restoran padang Sederhana di kawasan Kelapa Gading karena perut masih saja keroncongan.




Dalam waktu singkat kami sudah kembali ke tanah air tercinta dan kembali menyambut kemacetan dan ketidakteraturan lalu-lintas dengan lapang dada. Terdengar kembali suara khas klakson kendaraan yang tidak sabar "Tin...... tin..........".
Oh MRT, we're gonna miss you.... hahahaha...


JALUR MRT SINGAPURA
klik link dibawah ini:




YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM MENGUNJUNGI SINGAPURA
Peraturan-peraturan penting di Singapura yang harus dipatuhi: klik link dibawah ini:


TOURIST GTS REFUND SCHEME

klik link dibawah ini:

2 komentar:

  1. Really informative blog post here my friend. I just required commenting & say maintain the quality work. I’ve bookmarked your blog just now and Ill be back to read more in the future my friend! Also pleasant colors on the layout it goes well with the blog in my modest opinion.

    BalasHapus